Religion is the vehicle to the house of God

Religion is the vehicle to the house of God - Hallo sahabat Hitam Putih, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Religion is the vehicle to the house of God, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Catatan FB Pribadi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Religion is the vehicle to the house of God
link : Religion is the vehicle to the house of God

Baca juga


Religion is the vehicle to the house of God

Religion is the vehicle to the house of God


By : Birru Sadhu

Agama bagi banyak orang adalah hidupnya. Agama bagi banyak orang adalah pelita bagi perjalanan hidupnya. Agama bagi banyak orang adalah pedoman hidupnya. Agama bagi banyak orang adalah prestise dan kehormatan. Agama bagi banyak orang adalah kebanggaan. Banyak orang menganggap agamanya adalah juru selamat bagi kehidupannya di dimensi lain.

Hmm….. agama buatku hanyalah baju yang bisa menutupi dari pandangan orang yang melihat orang lain harus berbaju. Agama buatku kendaraan yang pernah mengantarkanku ke alamat tempat Tuhan tinggal. Agama buatku adalah pengantar pengetahuanku bahwa ada Tuhan yang harus dijangkau. Ternyata, agama membuat jarak antara aku dan tuhan. Agama membuat aku semakin jauh dengan tuhan. Agama membuat aku menjadi seorang hamba yang harus mengabdi pada majikan, sehingga membuatku semakin tak berarti di mata tuhan. Agama membuatku kian tertatih memohon cintanya datang padaku.

Tapi aku berterima kasih pada agama yang sudah membuatku menjadi seperti sekarang. Aku percaya dengan kesungguhan ibadahku, dzikirku, shalawatku telah mengaktifkan kode-kode yang ada dalam diriku untuk membuka hati dan pikiranku, membuka mataku untuk melihat ternyata banyak hal di luar sana yang harus aku ketahui dan harus aku pahami. Aku percaya energy kesungguhanku itu yang menjadikan transmitterku mencari sinyal-sinyal Alam Semesta kian hidup. Bukan berarti, lantas aku lalu menarik diri dan mengurung diri tetap pada kamar agamaku hanya karena agama sudah memberiku kunci untuk keluar melihat keindahan di luar kamar pemahaman agamaku, dan aku dituntut harus setia pada kamar agamaku.

Tidak. Memang aku harus berterima kasih, tapi bukan lantaran aku terus mengurung diri di situ. Agama menuntutku mencari keberadaan Tuhan. Di luar sana, pada angin aku menemukan Tuhan, pada hujan aku menemukan Tuhan, pada hangatnya mentari aku menemukan Tuhan, pada api yang membakar aku menemukan Tuhan, pada tanah yang menumbuhkan aku menemukan Tuhan, pada anjing yang melolong aku menemukan Tuhan, pada bayi yang menangis lapar aku menemukan Tuhan, pada kekasih yang menangis karena rindu aku menemukan Tuhan, pada senyum manis petani yang menerima upah bertani aku menemukan Tuhan, pada hutan yang meranggas aku menemukan Tuhan, pada gelegar petir di langit aku menemukan Tuhan, pada buku-buku pengetahuan aku menemukan Tuhan, pada semua keberadaan aku menemukan Tuhan.

Di mana-mana aku menemukan Tuhan.

Tuhan ada di rumahNya. Agama sebagai kendaraan yang mengantarkanku sampai di halaman depan rumahNya. Aku harus turun dari kendaraan agamaku. Karena aku harus masuk ke dalam halamanNya dan mengetuk pintuNya, di situ aku dapat menemukan Tuhan. Bagaimana mungkin aku terus berputar-putar dalam kendaraan agamaku dan tidak turun dari sana bila ingin menemui Tuhan. Agama cukup mengantarkanku sampai di alamat rumahNya.

Terima kasih, kau sudah mengantarkanku ke rumahNya


Demikianlah Artikel Religion is the vehicle to the house of God

Sekianlah artikel Religion is the vehicle to the house of God kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Religion is the vehicle to the house of God dengan alamat link http://irengpote.blogspot.com/2017/08/religion-is-vehicle-to-house-of-god.html

0 Response to "Religion is the vehicle to the house of God"

Post a Comment