Berguru Pada Alam.....

Berguru Pada Alam..... - Hallo sahabat Hitam Putih, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Berguru Pada Alam....., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Catatan FB Pribadi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Berguru Pada Alam.....
link : Berguru Pada Alam.....

Baca juga


Berguru Pada Alam.....

Dari ketinggian langit, ada pelajaran tentang ilmu ketinggian yang diajarkan oleh alam.
Tidak ada suara darinya, selain kebersahajaan.
Membiarkan burung beterbangan dalam posisi ketinggian, dan menara-menara berdiri juga dalam ketinggian dalam definisi menara itu sendiri.
Dengan gedung-gedung di perkotaan yang juga menjelaskan ketinggiannya.

Burung-burung memiliki keterbatasan dalam kepakkan sayapnya, lalu berhenti di dahan-dahan yang mungkin bisa ia singgahi.
Melanjutkan irama kepak sayap hanya jika hujan tidak terlalu deras yang membuat ia tidak kuasa lepaskan butir-butir hujan yang bersemadi dalam sayapnya.
Terkadang, memang dalam jumlah sekian butir hujan yang menyusup dalam helai-helai bulunya bisa ia tingkahi untuk tidak berhenti dan terbawa kantuk di dahan sesaat itu.

Tapi, seekor burung dalam instingnya ia juga bermatematika tanpa mempergunakan angka.
Sedang menara-menara yang juga berada dalam ketinggian, di ujung matanya sempat memberi jenuh pada tingkah angin malas yang hanya bisa menghembus bersama kekuatan yang lupa ia lihat sendiri, sampai tiba angin yang lebih kuat dan jungkalkan menara itu justru dari bawah.
Sama sekali tidak menyentuh kepala dari menara yang berbusung dada tersebut.

Mengenai gedung-gedung yang terdiri dari bangkai-bangkai pasir yang menebarkan bau menyengat menusuk hidung. Angin bijaksana tidak menghabiskan tenaganya untuk runtuhkan gedung tinggi pengukir keangkuhan, kecuali sekedar jungkalkan menara baja.
Angin memainkan lakonnya persis di ujung mata burung muda di dahan tadi, burung yang mencoba tidak terlalu pedulikan bulu-bulu baru tumbuh.
Dan ikhlaskan bulu-bulu yang menua untuk lepas dengan sendirinya.

Juga, biarkan ketidaknampakan angin bekerja dengan caranya.
Sambil menanam dalam segara keyakinan, bahwa alam bermain lakon penuh harmoni.
Tidak ada jalinan cerita yang terpecah, tak ada skenario yang tercerai berai.
Semua bermain dalam kesatuan.
Lalu, jika memang alam diyakini sudah perlihatkan seulas senyum dalam ketenangan angin dan matahari, ia lanjutkan terbang dan ceritakan pada langit pedesaan, di atas pesawahan sampai ke terminal-terminal perkotaan, bahwa Tuhan bekerja tanpa perlu dikte bahwa sesuatu itu baik dan tidak.

Menunggu maut


Demikianlah Artikel Berguru Pada Alam.....

Sekianlah artikel Berguru Pada Alam..... kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Berguru Pada Alam..... dengan alamat link http://irengpote.blogspot.com/2017/08/berguru-pada-alam.html

0 Response to "Berguru Pada Alam....."

Post a Comment