Gunung Semeru Purba

Gunung Semeru Purba - Hallo sahabat Hitam Putih, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Gunung Semeru Purba, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Gunung-gunung purba, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Gunung Semeru Purba
link : Gunung Semeru Purba

Baca juga


Gunung Semeru Purba



Gunung Meru atau Semeru adalah sebuah gunung berapi dan merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut(mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger, Semeru memiliki hutan bukit, hutan tropis basah, dan hutan gunung. Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' Lintang Selatan dan 112°55' Bujur Timur.

Semeru adalah gunung yang penuh misteri, ribuan misteri yang tak terpecahkan yang di alami para pendaki, salah satunya yang penulis sendiri alami adalah gerbang dimensi lain yang berada di Arcopodo, kisah ini belum sekalipun penulis ceritakan kesiapapun dan dimanapun, baru dalam buku ini penulis mengisahkan sebuah pengalaman unik yang sebelumnya belum pernah penulis alami, pengalaman sebelumnya yang sering penulis alami adalah berada di dimesi cepat, penulis beri nama dimensi cepat karna saat di dimensi tersebut rasanya hanya beberapa menit tapi ketika kembali ke dimensi ini ternyata sudah satu hari, dua hari bahkan pernah seminggu, padahal dalam dimensi cepat itu rasanya cuman satu jam.

Suatu tempat yang menjadi sangat istimewa bagi penulis adalah pos pendakian terakhir gunung Semeru yaitu Arcopodo, nama Arcopodo sendiri menurut penduduk lokal diambil dari sebuah patung kembar yang berada di kawasan itu, konon sepasang arca kembar itulah yang menjaga gunung Semeru, keberadaan arca itu sekarang menjadi misteri karena tidak tiap pendaki dapat menemukan lokasi dimana arca itu berada.

Kawasan Arcopodoterletak di lereng gunung Semeru, berada di ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut (mdpl), di sini penulis mengalami pengalaman masuk dalam dimensi lambat, penulis masuk dalam dimensi lambat itu selama kurang lebih tujuh hari, anehnya begitu keluar dari dimensi lambat itu, ternyata hanya 20 menit, awal kisahnya saat itu penulis tiba di pos pendakian terakhir Arcopodo, sambil melepas lelah penulis duduk memandang ke arah puncak gunung, agak jauh terlihat seperti sebuah gapura, sebentar penulis melihat dengan lebih jelas apakah itu memang sebuah gapura atau sekedar tumpukan batu, akhirnya penulis menghampiri tempat tersebut dan benar itu ternyata sebuah gapura, ketika penulis melintasi gapura itu tiba-tiba suasananya berubah, seperti masuk sebuah perkampungan kuno, penulis anggap perkampungan kuno karena pakaian yang di pakai penduduk disitu seperti pakaian orang zaman dulu, di situ penulis disambut seseorang yang kemudian mengenalkan diri sebagai tokoh pimpinan disitu, nama beliau adalah pak Nandi begitu pula penulis memanggil beliau, kemudian penulis di ajak ke rumahnya, sebuah rumah sederhana khas seperti di kampung, di situ penulis menginap beberapa hari, selain ngobrol banyak hal terkait yang bisa penulis ceritakan dalam buku ini tentang hilangnya sejarah Nusantara, penulis juga di ajak jalan-jalan melihat-lihat pemukiman sekitar, masyarakat di situ sangat ramah, begitu berpapasan, mereka selalu tersenyum, sampai akhirnya penulis menyadari ada yang aneh di tubuh mereka, kakinya seperti kaki binatang kuda atau sapi, hal ini sempat penulis tanyakan ke pak Nandi, kenapa seperti itu, kemudian beliau menjawab “ya beginilah rupa kami, semua keturunan Asura berbentuk mirip manusia, tugas kami melayani semua keturunan bangsa Arya”.

Setelah berhari-hari penulis baru ingat bahwa sebelumnya penulis sedang melakukan pendakian, kemudian penulis mohon pamit dan minta tolong di antarkan kembali ke Arcopodo, ketika sampai di gapura, setelah mengucapkan salam perpisahan, penulis kemudian melintasi gapura itu, dan seketika penulis kembali ke Arcopodo, mohon maaf tidak banyak yang berani penulis ceritakan, sebagian cerita lainnya tertuang dalam tiap bagian di buku ini, kembali pada inti bahasan pokok tentang Semeru.

Semeru adalah salah satu gunung purba yang ada di Nusantara, selain gunung Toba, gunung Tambora, gunung Krakatau dan gunung Bromo. Semeru memiliki peran penting dalam awal penelusuran jati diri bangsa ini, dikisahkan dalam kitab Wajasaneyi Samhita, Rudra alias Siwa alias Maha Dewa alias Maheswara alias Trinetra terlahir digunung Meru atau Sumeru atau Semeru, kisah ini terjadi di tahun 3.863.102 sebelum masehi, kenapa kisah ini tidak terjadi di gunung Himalaya seperti yang sering kita baca dalam sejarah yang ada saat ini?, dikisahkan dalam kitab Lingga Purana, Rudra pergi bertapa ke Himalaya karena meninggalnya isitrinya yang bernama Sati, Sati adalah anak Daksa salah seorang PRajapati keturunan Dewa Brahma, Sati merupakan istri pertama Rudra yang kemudian bunuh diri dengan cara terjun ke dalam api, kisah bunuh dirinya Dewi Sati ini terkait dengan sikap Daksa kepada Rudra, Prajapati Daksa sama sekali tidak menghargai Rudra sebagai menantunya yang menjadi suami dari Dewi Sati. 

Jika saat itu Rudra berada di Himalaya, Rudra tidak perlu lagi pergi ke Himalaya, sebab dia sudah ada disitu, sedangkan yang tertulis dalam kitab Lingga Purana, Rudra pergi bertapa ke Himalaya, jadi jelas Rudra tidak berada di Himalaya, dengan kata lain Rudra berada di suatu tempat dan kemudian pergi ke Himalaya, atau Rudra berada di Semeru dan kemudian pergi ke Himalaya begitu lebih tepatnya.
Rudra
Dalam kisah yang lain, yang juga dapat menjelaskan dimana Rudra berada adalah kisah dari kitab Aranyandaka, yang mengisahkan tentang Shri Rama dan Rahwana yang menculik Dewi sinta, Rahwana anak dari Dewi Kaekesih dan Resi Wisrawa, Dewi Kaekesih sendiri adalah cucu dari Ditya ras Asura, sebelum menjadi Raja Alengka, Rahwana melakukan tapa untuk memuja Dewa Brahma, demi mengharap kehidupan yang abadi, tetapi Dewa Brahma menolaknya, dan meminta Rahwana mengganti permintaannya, akhirnya Rahwana meminta supaya menjadi unggul diantara para Asura, kemudian Dewa Brahma mengabulkan keinginanannya dan memberi kesaktian agar Rahwana lihai menggunakan senjata Dewa dan ilmu sihir, kemudian Rahwana meminta restu kakeknya Sumali untuk menyerang Alengka, yang pada waktu itu Rajanya adalah Kubera yang merupakan saudara tiri dari Rahwana. 

Alengka adalah sebuah kerajaan yang megah, permai dan indah serta kaya raya, itulah sebabnya Rahwana ingin menguasainya, Kubera lantas menyerahkan kerajaannya atas permintaan dari ayahnya resi Wisrama, setelah berhasil menguasai Alengka Rahwana pergi ke gunung Semeru untuk menaklukkan Dewa Siwa, Rahwana mencoba mencabut gunung Semeru, untuk dipindahkan ke Alengka, tetapi gunung itu putus di ujungnya, akhirnya puncaknya saja yang akan dibawa ke Alengka, di tengah perjalanan, Dewa Siwa mengetahui hal itu, kemudian di injaknya pucuk gunung itu sehingga terjatuh dan Rahwana tergencet di bawahnya, pucuk gunung itu kemudian di kenal dengan nama gunung Penangungan, Rahwana yang sedang kesakitan karena tergencet gunung itu akhirnya memohon ampun pada Dewa Siwa, lalu Rahwana membuat lagu puji-pujian kepada Siwa agar berkenan melepaskannya, akhirnya Dewa Siwa pun luluh dan akhirnya melepaskannya, dan selanjutnya Rahwana menjadi pemuja Siwa seumur hidupnya.

Kisah Rahwana dan gunung Semeru di paragraf sebelumnya juga menjelaskan bagaimana asal usul gunung Penanggungan, kenapa bisa bernama Penanggungan?, apa yang di tanggung? Yang di tanggung tidak lain adalah kesalahan Rahwana yang telah mencoba memindahkan gunung Semeru, dan hukuman Rahwana tergencet itu menjadi penanggungan baginya, kisah Rahwana yang lebih detil akan di bahas di bagian ketiga dalam buku ini.


Gunung Penanggungan
Apa sebenarnya hubungan Semeru dan Nusantara purba? Di gunung Meru, yang kemudian disebut Sumeru atau Maha Meru, yang merupakan nama pucak gunung itu, dan sekarang dikenal dengan nama Semeru adalah tempat dimana Rudra atau Dewa Siwa di lahirkan, dimana letaknya? Loh kok tanya lagi, ya di Nusantara toh, sebagian besar pada saat itu Nusantara di huni oleh para ras Asura keturunan Ditya itulah sebabnya kenapa lebih banyak para ras Asura yang memuja Siwa, dan salah satunya adalah Rahwana penguasa kerajaan Alengka, dimana letak kerajaan Alengka? Alengka terletak di bagian barat Nusantara yang nanti akan di bahas lebih detil di bagian ketiga buku ini, setelah kerajaan Alengka jatuh ke tangan Shri Rama barulah Nusantara ini banyak di huni oleh keturunan Aditya dan kemudian terjadi sebagian percampuran ras yang kemudian menyebar seantero dunia, baru kemudian di tambah lagi keturunan ras manusia murni dari Adam di awal zaman Kali Yuga. 

Kenapa penulis menyebut Adam sebagai ras manusia murni?, karna ras sebelumnya yaitu ras Asura memang memiliki bentuk tubuh yang hampir sama seperti ras adam, tetapi tidak memiliki darah berwarna merah seperti ras keturunan Adam, rata-rata ras sebelumnya memiliki darah berwarna ungu dan hitam, sebagian lagi berdaging tapi tidak berdarah.

Satu hal lagi yang menguatkan bahwa Siwa ada di Semeru, berdasarkan kitab Wanaparwa, dalam kisah Maha Bharata, tentang perseteruan Pandawa dan Kurawa, dikisahkan setelah Pandawa tersingkir dari Hastinapura, kemudian para Pandawa mendirikan kerajaan Indraprasta yang sangat megah, kemegahan bangunan Indraprasta tak lepas dari jasa Asura yang bernama Mayasura, saat itu Mayasura merasa berhutang budi karena telah diselamatkan oleh pangeran Arjuna.

Pangeran Duryodana yang merupakan sepupu Pandawa merasa iri dengan kemegahan kerajaan Indraprasta, kemudian dibuatlah siasat oleh patih Sengkuni yang merupakan paman dari Duryodana untuk mengundang Pandawa dan mengajak bermain dadu, dengan taruhan kerajaan sampai terakhir mempertaruhkan Dewi Drupadi, istri dari para Pandawa, kalah dalam permainan dadu dengan Kurawa, otomatis Pandawa kehilangan kerajaan dan dihukum mengasingkan diri, Pandawa berpencar agar tidak mudah dikenali, sebab jika sampai dikenali, maka hukuman pengasingan para pandawa akan di tambah lagi, dengan kata lain ini hanya siasat patih Sengkuni agar pandawa tidak bisa kembali ke Indrarasta lagi. 

Pangeran Arjuna pergi ke timur untuk menemui Dewa Siwa yang bersemayam di gunung Semeru, sebelum pangeran Arjuna mendapatkan senjata panah Pasupati dari Dewa Siwa, Pangeran Arjuna bertapa di gunung Indrokilo, di mana gunung Indrokilo tersebut? Indrokilo adalah nama sebuah daerah yang berada di lereng gunung Ringgit, gunung Ringgit sendiri merupakan sebuah anak gunung yang sekarang kita kenal dengan nama gunung Arjuna yang berada di wilayah Malang Jawa Timur.

Adakah yang tahu siapa yang pertama kali memberi nama gunung tersebut adalah gunung Arjuna? Atau adakah juga yang tahu siapa yang pertama kali memberi nama gunung itu adalah gunung Semeru, semua nama-nama itu baik gunung Arjuna atau pun gunung Semeru bukan lah pemberian seseorang pada zaman ini, namun sudah ada sejak dahulu kala dari kisah-kisah yang dikisahkan secara turun temurun, dan tentunya nama tersebut bukan hasil karangan belaka, melainkan diambil dari nama orang atau kejadian tertentu, seperti lazimnya nama-nama daerah yang lain yang diberi nama sesuai nama orang atau kejadian yang terjadi di daerah itu.

Perlu di ketahui juga satu-satunya gunung purba Nusantara yang tidak pernah meletus hebat dan menghasilkan proses volkano-tektonik hanyalah gunung Semeru, aktifitas gunung Semeru tidak pernah meletus hebat yang menyebabkan dampak yang besar seperti gunung, beberapa kali gunung Semeru tercatat meletus tapi hanya letusan-letusan kecil saja, hingga saat ini masyarakat setempat sangat percaya gunung Semeru selalu di jaga para Dewa, khususnya para Dewa yang berada di Arcopodo.

Dari kisah gunung Semeru yang sangat jelas, bahwa Semeru sudah dikenal juataan tahun sebelum masehi, Nusantara saat itu sudah ada penghuninya, tidak seperti sejarah yang sekarang ini, yang seolah di Bumi Nusantara ini dimasa sebelum masehi tidak ada apapun, hanya sebidang tanah yang tak bertuan saja, yang paling lucu kita percaya, bahwa tanaman A berasal dari negara A, tanaman B berasal dari dari negara B, dan lainnya, jangan lupa Nusantara ini terletak di garis Katulistiwa, kekayaan flora dan fauna sangat melimpah, jadi bukan berarti jika orang barat awalnya ketemu kambing di Afrika terus datang ke Nusantara ketemu dengan kambing juga, lalu di klaim oh kambing ini asalnya dari Afrika, hanya karna yang dia temui pertama kali di Afrika, kemudian kita harus percaya, dan menerimanya sebagai sesuatu yang benar, Tuhan itu memberikan kita otak untuk berfikir dan hati untuk menalar, bukan menerima mentah-mentah informasi yang masuk, tanpa di olah terlebih dahulu yang menjadikan kita bermental jongos atau istilah kerennya sekarang adalah mental Follower.


Demikianlah Artikel Gunung Semeru Purba

Sekianlah artikel Gunung Semeru Purba kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Gunung Semeru Purba dengan alamat link http://irengpote.blogspot.com/2017/06/gunung-semeru-purba.html

0 Response to "Gunung Semeru Purba"

Post a Comment