BALI PURBA

BALI PURBA - Hallo sahabat Hitam Putih, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul BALI PURBA, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel peradaban purba, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : BALI PURBA
link : BALI PURBA

Baca juga


BALI PURBA

Secara geografis, Bali terletak di antara dua pulau, yaitu pulau Jawa dan pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Nama besar pulau Bali sangat terkenal di manca negara, sampai pamornya mengalahkan nama Indonesia dan Jakarta, Bali memiliki julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.Bali juga terbukti sebagai kerajaan yang tidak suka berperang, dari zaman Nusantara Purba hingga kini, kerajaan Bali tidak pernah menginvasi atau menjajah kerajaan lain, pernah ada seorang sejarawan yang mengatakan bahwa kerajaan Bali pernah menjajah kerajaan Blambangan, mungkin beliau lupa atau tidak tahu, sehingga tidak menarik ke sejarah kebelakang yang lebih tua, wilayah kekuasaan kerajaan Bali purba (sebelum pulau Bali terpisah dengan pulau Jawa), wilayah kekuasaan kerajaan Bali sampai ke wilayah gunung Bromo, dengan kata lain wilayah Blambangan (Banyuwangi) termasuk dalam wilayah kerajaan Bali purba pada saat itu.

Menurut wikipedia Bali baru di huni sekitar tahun 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia, dan lagi-lagi di gambarkan sebelum tahun tersebut Bali itu tidak berpenghuni, sekarang coba di baca dalam kitab-kitab Purana, disitu di ceritakan Bali sudah memiliki kerajaan sebelum zaman Tetra Yuga, dalam kitab Puranadi kisahkan Shri Wisnu menjelma sebagai Wamana, seorang biksu kecil yang datang ke Bali karena pada saat ini Raja Bali mengundang seluruh brahmana untuk diberi hadiah, Raja Bali dan keturunannya adalah keturunan dari Prahlada, Prahlada sendiri adalah seorang Asura anak dari Hiranyakasipu yang di asuh oleh Narayana.



Awalnya Sukracarya yang pada waktu itu adalah guru para raksasa sudah menasehati Raja Bali untuk tidak memberikan hadiah pada brahmana, tetapi Raja Bali tidak mengindahkannya. Kemudian dilakukanlah pemberian hadiah kepada para brahmana, karena Raja Bali merasa mempunyai segalanya, apa yang dimilikinya tidak akan habis, Setelah semua para brahmana yang berusia tua sudah mendapat hadiah, tiba giliran Wamana seorang brahmana kecil penjelmaan Dewa Wisnu meminta hadiah pada Raja Bali, waktu itu Raja Bali yang lupa nasehat dari Sukracarya, menyanggupi apapun yang diminta Wamana, brahmana kecil itu kemudian meminta tiga jengkal tanah yang di ukur dengan tiga langkah kakinya, melihat tubuh kecil Wamana, sambil tertawa Raja Bali mengiyakan permintaan Wamana, kemudian Wamana berubah menjadi sangat besar, langkah kaki pertama, Wamana menginjak surga, langkah kaki kedua menginjak bumi, dan sudah tidak ada lagi lahan untuk di pijak, akhirnya Raja Bali menyerahkan kepalanya sebagai pijakan Wamana, akhirnya Raja Bali sadar dia sudah terlalu sombong, Wamana yang takjub atas kedermawanan Raja Bali kemudian berjanji, kelak wilayah Bali akan menjadi tanah yang terjaga dan terlindungi, kisah lengkapnya bisa di temukan dalam kitab Bhagawatapuran.

Raja Bali adalah keturunan dari Prahlada, anak dari Lilawati istri dari Hiranyakasipu, Prahlada di asuh oleh Batara Narada, sehingga semua keturunannya menjadi pemuja Dewa Wisnu, dan menjauhi sifat-sifat raksasa ayahnya, dengan bakti yang tulus dari Prahlada menunjukkan bahwa sikap seseorang bukan ditentukan dari golongannya, ataupun bukan karena berasal dari keturunan yang jelek atau baik, melainkan dari sifat pribadinya masing-masing. Meskipun Prahlada seorang keturunan Asura, namun ia juga seorang pemuja Dewa Wisnu yang taat.

Sampai saat ini sesuai janji yang diberikan Dewa Wisnu kepada Raja Bali, wilayah Bali menjadi tempat yang terpelihara dan terlindungi, baik adat budaya dan kepercayaannya, mestipun banyak warga asing yang berkunjung ke sana, Bali tetap terjaga.

Penjelasan dari paragraf sebelumnya yang mengisahkan tentang Dewa Wisnu yang menjelma menjadi Awatara Wamana, dan mendatangi Raja Bali terjadi pada awal zaman Tetra Yuga, lalu kapan zaman Tetra Yuga di mulai?, kalau di hitung mundur dengan kalender Georgian, zaman Tetra Yuga di mulai 2.163.102 Sebelum masehi, jadi klaim bahwa wilayah Bali baru di huni tahun 3000 tahun sebelum masehi adalah keliru, karena pada awal zaman Tetra Yuga, di Bali sudah tertulis memiliki kerajaan yang besar, 2 juta tahun sebelum masehi, jauh sebelum Adam diciptakan di akhir zaman Dwapara Yuga, yaitu di tahun 5736 sebelum masehi, yang merupakan pergantian antara Dwapara Yuga dan Kali Yuga.

Dalam kisah lain di kitab Purana, Raja Bali pernah di minta salah satu keturunan asura yaitu Brahmasura untuk membantu merebut Amerta dari para Dewa, waktu itu Raja Bali yang merupakan satu keturunan Asura dari kaum Ditya membantu tapi tidak mau terlibat terlalu jauh dalam konflik itu, berkat bantuan Raja Bali, konflik itu yang akhirnya dimenangkan oleh golongan Asura, setelah mengalahkan para Dewa yang dipimpin Dewa Indra, kemudian para Dewa dari kaum Aditya meminta bantuan Dewa Wisnu, karena melihat kondisi para Dewa tersebut, akhirnya Dewa Wisnu mau membatu, kemudian beliau menjelma sebagai Mohini, kapan kisah itu terjadi? Kisah itu terjadi di akhir zaman Satya Yuga yaitu ditahun 2.996.000 Sebelum masehi.

Kisah Dewa Wisnu yang menjelma menjadi Mohini, disebabkan karena para Dewa kalah dalam perlombaan menemukan Amerta yang jatuh ke samudera, Dewa Wisnu khawatir jika Amerta jatuh di tangan para Asura, maka akan timbul kerusakan besar di muka bumi, sehingga Dewa Wisnu menjelma menjadi perempuan yang berparas sangat cantik untuk menggoda para Asura, dalam kitab Wisnupurana, di kisahkan Mohini berhasil membunuh seorang Asura bernama Brasmasura, Brasmasura sendiri adalah pemuja Dewa Siwa, dia melakukan tapa dan puja pada Dewa Siwa, dan akhirnya karena ketekunannya Dewa Siwa memberikan anugerah kepadanya yang itu tangan kanan yang sakti, apapun yang di sentuh dengan tangan kanan Brahmasura akan hancur menjadi debu, kemudian Brasmasura ingin mencobanya kepada Dewa Siwa, melihat hal itu Dewa Wisnu yang sudah menjelma menjadi Mohini, mendatangi dan menggoda Brasmasura, melihat kecantikan Mohini, Brasmasura hatinya terkiwir-kiwir lalu mengajak Mohini untuk menjadi istrinya, Kesempatan ini di gunakan dengan baik oleh Mohini untuk melancarkan triknya, Mohini mau menjadi istri Brahmasura dengan syarat, Brasmasura sanggup menirukan gerakan tarian Mohini, Brahmasura yang sudah di mabuk cinta, mau menerima persyaratan yang di berikan Mohini, awalnya Brahmasura kesulitan mengikuti gerak tarian Mohini, tetapi lama kelamaan Brasmasura agak mampu mengimbangi tarian Mohini, saat itulah Mohini mengambil kesempatan, Mohini menari sambil tangan kanannya memegang kepalanya, kemudian di tiru oleh Brasmasura, dan akhirnya karena tangan kanan Brasmasura menyentuh kepalanya sendiri, hancurlah dirinya menjadi debu. 


Brasmasura yang menirukan Mohini menari

Nusantara dulunya di huni oleh para Asura (raksasa) bukan hanya di Bali, di tempat lain yang sekarang bernama Sumatera, juga terdapat sebuah keRajaan yang megah, yang akan di jelaskan pada bagian ke tiga dalam buku ini. 

Salah satu bentuk Asura dari Bali

Pada saat itu Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan masih menjadi satu, yang sering disebut dengan sebutan Sundaland, Nusantara di kenal sebagai Negeri Api yang akan di bahas pada bagian lain buku ini.
Setelah membaca semua ulasan sebelumnya, jangan di kira peradaban Bali itu masih baru, Bali sudah memiliki peradaban 2.996.000 Sebelum masehi, jauh lebih tua dari peradaban Sumeria, Mesir dan Cina.

Hilangnya peradaban Bali Purba
Sebagian besarnya hilangnya peradaban Bali purba tak lepas dari peristiwa alam, yaitu meletusnya gunung Bromo purba ditahun 197.980 sebelum masehi, yang menyebabkan terjadinya kaledar dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 100 kilometer persegi.

Gunung Bromo yang bisa di lihat sekarang hanyalah anak gunung bromo dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut(mdpl), padahal sebelumnya gunung Bromo  purba merupakan gunung tertinggi ke dua setelah gunung Toba purba, waktu itu gunung Bromo purba setinggi 5.768 meter di atas permukaan laut(mdpl), masih lebih tinggi gunung Bromo purba dibandingkan dengan gunung Semeru yang ada sekarang dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut(mdpl).

Letusan gunung Bromo purba yang mengarah ke timur dan utara bukan hanya mengubur peradaban kerajaan Bali purba, tetapi juga mengubur peradaban kerajaan Madura purba.


Demikianlah Artikel BALI PURBA

Sekianlah artikel BALI PURBA kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel BALI PURBA dengan alamat link http://irengpote.blogspot.com/2017/06/bali-purba.html

0 Response to "BALI PURBA"

Post a Comment