Bejo Berguru Pada Alam

Bejo Berguru Pada Alam - Hallo sahabat Hitam Putih, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bejo Berguru Pada Alam, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bejo, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bejo Berguru Pada Alam
link : Bejo Berguru Pada Alam

Baca juga


Bejo Berguru Pada Alam



Sebelumnya mohon maaf para pembaca setia, akhir-akhir ini ada kesibukan yang membuat saya sulit mencari waktu untuk menulis, maaf juga bagi para pembaca terdahulu khususnya buat cak imron yang setia mengikuti blog saya, memang sengaja format tulisannya saya rubah menjadi cerita agar lebih bisa di mengerti dan di nikmati, langsung saja kembali menuju sambungan cerita bejo.

Ini adalah hari ke sekian bejo pergi dari rumah, pagi itu bejo ikut kang jiwo menjaga lahan pakirnya di pertokoan tengah kota, di situ bejo di kenalkan teman akrab kang jiwo, sebut saja namanya cak pri, "cak pri kenalkan ini saudara dari seberang, namanya bejo", sapa kang bejo ke cak pri, sambil cak pri mengulurkan tangannya dengan akrab ke bejo "kemana saja cak selama ini kok baru muncul" lanjut kang jiwo, "biasa kang, naik turun gunung" jawab cak pri, cak pri ini memang di kenal sebagai petualang yang suka menjelajahi hutan dan pegunungan, sudah puluhan gunung yang dia daki, "cak pri, selama kamu mendaki gunung dan menjelajahi hutan, apa pernah cak pri mengalami pengalaman mistis yang baik di ceritakan untuk saya" tanya bejo, sambil tersenyum cak pri menjawab "tentunya pernah jo, tapi menurutku gak perlu kamu tau, yang perlu kamu tau, aku ini mendaki gunung dan menjelajah hutan bukan untuk yang gitu-gitu","ada kepuasan tersendiri jo saat ada di puncak gunung, gunung apapun itu, tapi kamu jangan ngeres otaknya" lanjut cak pri sambil tertawa, "memang pelajaran apa cak yang bisa di ambil dari mendaki gunung" tanya bejo lagi, "banyak jo, yang paling berkesan saat kakimu menginjak puncaknya, kamu akan terasa kecil jo, disitu dunia terlihat sangat luas, tidak ada korupsi, tidak ada suara mesin pabrik dan kendaraan, tidak asap rokok dan knalpot, pemandangannya indah sekali jo, pokoknya banyak jo" jawab cak pri, kemudian bejo bertanya kembali "tapi menurutku sebenarnya bukan itu yang membuat cak pri ketagihan naik gunung, pasti ada yang lain, apa itu cak pri?", "kamu itu jo pinter mancing cerita, memang bukan itu intinya, saat di gunung jo aku merasa sangat lemah tanpa daya, andaikan Tuhan ingin aku mati seketika, Tuhan gak perlu repot-repot jo, tinggal letuskan gunung dan bukan aku saja yang mati tapi ribuan orang pasti juga akan mati, lah kalau sudah begitu apa yang bisa di sombongkan oleh manusia, pantaskah kita sombong?" cak pri menjawab sambil tertunduk.

Pembicaraan berlangsung sangat seru antara tiga orang itu, kemudian kang jiwo berkata "kamu tunggu sebentar ya jo, aku mau ngatur kendaraan ini dulu, sambil pesen minum, kamu suka apa jo, kopi apa teh?", "gak usah kang jiwo aku hari ini mau libur makan minum" jawab bejo, "oh ya sudah kalau begitu lanjutkan pembicaraanmu sama cak pri ini" jawab kang jiwo sambil pergi menuju areal parkirnya.



"cak pri apa harus pergi kegunung dulu untuk aku nimba ilmu" tanya bejo ke cak pri, "ya gak jo, kamu itu bisa saja, tapi banyak cerita menarik di gunung, kalau aku balik bertanya padamu, kenapa nabi Musa pergi ke gunung tursina, untuk dialog dengan Tuhannya? terus kenapa nabi Muhammad sampai nyepi di gua hiro untuk menerima wahyu?", bejo terdiam, kemudian cak pri berkata kembali, "cari ilmu itu tidak terbatas kapan, dimana, dan dari siapa jo, jadi kapan saja. dimana saja, dan dari siapa saja kalau ilmu itu bermanfaat ya ambil saja", "gitu ya cak, tapi kebanyakan orang yang berilmu itu agak pelit bagi ilmunya" timpal bejo, "ya yang namanya belajar itu kan gak harus dari buku dan tanya ke orang jo, dari kejdian sehari-hari kan bisa jo" jawab cak pri, "contohnya apa cak pri" tanya bejo kembali, "coba kamu lihat kang jiwo itu, dia tiap hari berkumpul dengan kendaraan, dari yang jelek sampai yang mewah dia pernah pegang, tapi jo apa kang jiwo pernah merasa malu kalau yang dia pakir mobil butut, dan apa dia juga pernah bangga kalau yang di parkir mobil mewah? bukan hanya itu jo, saat mobil mewah yang diparkir kang jiwo di ambil yang punya apa kang jiwo merasa sedih atau kehilangan?" bejo mendengarkan sambil terdiam,"kamu pasti tau jawabannya jo, kang jiwo tidak akan merasa sedih, bangga atau kehilangan kan?", "betul cak pri, tapi itu wajar cak lah wong bukan miliknya" bejo menjawab, sambil tertawa cak pri melanjutkan bicaranya "lah itu intinya kamu bisa ambil pelajaran dari tukang pakir, kang jiwo seperti itu karena kang jiwo tidak merasa memiliki, bukankah kita terlahir tanpa membawa sehelai benang pun, jadi apa yang membuat kamu merasa sedih saat kehilangan harta bendamu, bahkan jo yang lebih parah akhir-akhir ini para anak muda kalau sedang pacaran, wih setengah mati jo, katanya serasa dunia ini milik berdua, yang lebih parah mereka itu lebih menuruti kata pacarnya dari pada kata orang tuanya, karena mereka takut kehilangan pacar jo", "cak pri ini nyindir aku ya, aku pergi dari rumah kan gara-gara itu cak" jawab bejo, "bukannya nyindir jo tapi itu kenyataan, lebih baik kamu cepet pulang jo, kasihan orangtua mu, mereka pasti kuwatir dengan kamu" tutur cak pri.



"ini jo aku ada cerita, ada sebuah riwayat, kurang lebih ceritanya seperti ini, suatu hari nabi Musa pergi ke gunung tursina untuk berdialog dengan Tuhannya, nabi Musa bertanya siapakah orang mulia selain aku, kemudian beliau di suruh kesebuah desa di situ beliau bertemu dengan seorang anak muda yang sedang memandikan 2 ekor babi, setelah di mandikan kemudian babi itu dirawat layaknya manusia, saking penasarannya jo, beliau bertanya pada pemuda itu kenapa kok sampai segitunya pada babi, kemudian pemuda itu menjawab babi itu adalah orang tuanya, karena dosa yang begitu besar kemudian Tuhan menjadikan mereka babi, lah orang mulia itu seperti itu loh jo, tapi pelajarannya bukan itu, seburuk dan sejelek apapun perbuatan orangtua mu, sebagai anak kamu wajib menghormatinya bukan dengan cara lari dari kenyataan gini" papar cak pri panjang lebar.

Hari sudah menjelang senja kang jiwo selesai dengan tugasnya, "ayo jo kita pulang, kamu mau tetep ikut aku pulang ke gubukku atau kembali pulang kerumahmu" ajak kang jiwo, kemudian bejo menjawab "sepertinya lebih baik aku pulang kerumah saja kang, terima kasih disini aku di terima dengan baik, terima kasih juga untuk cak pri atas pelajaran yang buanyak tadi, semoga Tuhan membalas kebaikan kalian berdua".

Akhirnya bejo kembali kerumahnya, kemudian meminta maaf pada kedua orangtuanya, atas kesalahan yang selama ini tidak sengaja dibuatnya, dan akhirnya cerita ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan merupakan sebuah pelajaran bagi diri saya pribadi, di lain kesempatan akan ada cerita-cerita bejo yang lebih menarik.


Bersambung.........................


Demikianlah Artikel Bejo Berguru Pada Alam

Sekianlah artikel Bejo Berguru Pada Alam kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bejo Berguru Pada Alam dengan alamat link https://irengpote.blogspot.com/2009/10/bejo-berguru-pada-alam.html

0 Response to "Bejo Berguru Pada Alam"

Post a Comment