Bejo Kesandung "Cinta"

Bejo Kesandung "Cinta" - Hallo sahabat Hitam Putih, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bejo Kesandung "Cinta", kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bejo, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bejo Kesandung "Cinta"
link : Bejo Kesandung "Cinta"

Baca juga


Bejo Kesandung "Cinta"

 
Di posting yang lalu, diceritakan Bejo memperoleh sebuah ilmu dari sang guru, rupanya bejo agak keblinger, dia merasa sudah jadi yang paling, dia lupa kalau di atas langit ada langit, bahkan dia pernah di curhati tejo kemudian dia berkata "hatiku ini tak akan dapat di luluhkan oleh siapapun apalagi seorang wanita yang lemah, tidak seperti kamu tejo", "Bejo kamu jgn takabur kayak gitu, gak boleh loh, didunia ini hanya Tuhan yang kekal dan absolut" tejo balik menjawab, tetap dengan nada tinggi bejo kembali membela diri, "lah itukan kamu tejo, kalau aku kan beda dengan kamu, kita buktikan sajalah", kemudian pembicaraan beralih ke hal-hal yang tidak penting.


Suatu hari bejo di utus ayahnya pergi ke sanak saudaranya di negri sebrang, bejo di utus untuk bersilaturahmi ke pak ciknya, kemudian berangkatlah bejo pada hari itu juga, bejo sudah lama tidak pernah di ajak ayahnya pergi mengunjungi pak ciknya yang ini, terakhir saat bejo masih bayi sekitar umur 2 tahun, jadi agak lumayan susah untuk menemui pak ciknya ini, apalagi hanya bermodal secarik kertas dengan alamat dan sebuah foto, bejo harus mencari extra keras untuk menemukan pak ciknya, akhirnya di akhir minggu, sampai pula bejo di alamat yang di tuju.

 
Bejo diterima dengan baik di rumah pak cik, tapi disitulah awal dari terperosoknya akibat berkata takabur, pak cik ini sebenarnya bukan saudara kandung dari bapaknya bejo, pak cik dan bapaknya bejo adalah sahabat karib mereka bertempur bersama saat perang kemerdekaan, tapi pak cik memilih pindah keluar negeri karena jasa pak cik tidak pernah di hargai oleh negeri ini, biarpun begitu hubungan pak cik dan bapaknya bejo masih tetap terjaga dengan baik. Dirumah itu bejo di terima oleh anaknya pak cik, Mila namanya, dia gadis yang rupawan, rendah hati dan juga sangat sopan, "dari mana ya mas?" mila bertanya pada bejo, "dari seberang dik, saya anak pak marwoto sahabat karib pak cik, saya di utus kesini untuk mengetahui kabar pak cik, sudah lama bapak kehilangan kabar pak cik, abah ada?" , "abah sedang ke kebun, coba mas tunggu sebentar saya panggilkan", kemudian Mila meninggalkan bejo sendiri di ruang tamu, perasaan bejo jadi tidak karuan, belum pernah bejo menemui gadis yang sangat rupawan seperti Mila.


"Assalamualaikum" pak cik memberi salam, tapi bejo masih dalam lamunannya, sampai tiga kali pak cik mencucapkan salam, bejo masih tetap dalam lamunan, akhirnya pak cik menepuk pundak bejo sambil mengucapkan salam kembali, sambil terkaget bejo menjawab, " wa..wa..walaikum salam pak cik", pak cik tersenyum sambil menyapa,"kau bejo anak pak woto kah, dulu masih di gendong ibumu", "benar pak cik saya bejo, saya di utus abah untuk silaturahmi kemari, untuk tau kabar pak cik" bejo menjawab, pembicaraan berlangsung haru dan sangat akrab, dan akhirnya bejo pamit pada pak cik untuk pulang.

Di tengah perjalan pulang pikiran bejo tidak bisa lepas dari wajah mila, bejo slalu terbayang-bayang wajahnya, sampai kebiasaannya yang selalu berdzikir saat di perjalanan di lupakannya, perasaan campur baur berkecamuk dalam otaknya, akhirnya bejo di ujung desanya, bertemulah dia dengan kang jiwo, kang jiwo ini di desanya dikenal sebagai orang yang unik, dan cukup di segani, karena dalam pergaulan kang jiwo selalu bisa mengikuti lawan bicaranya, "dari mana jo" kang jiwo menyapa, "ehh anu kang dari negeri seberang", "kenapa kamu jo kok kelihatannya kepikiran kayak gitu", "kang jiwo ini tahu saja, ini.., eh.. anu kang, aku lagi kepikiran wanita",kang jiwo menanggapi "oh kamu ini kemakan omonganmu sendiri jo, kemaren tejo cerita sama aku, katanya kamu kemaren bilang ke tejo, hatiku ini tak akan dapat di luluhkan oleh siapapun apalagi seorang wanita yang lemah", kang jiwo melanjutkan bicaranya "wanita itu ibarat belut jo, susah di tangkap, sekali ketangkap, gampang lepas kembali, sangat misterius jadi sulit di tebak, kamu tau orang-orang barat itu, kenapa mereka memberi nama badai dan gempa dengan nama-nama wanita, ada badai isabel, katerina, ike dan masih buanyak lagi jo, karena sama-sama gak bisa di tebak jo, he..he..", kang jiwo tertawa melihat keadaan bejo, kang bejo melanjutkan bicaranya "katanya kamu sudah berguru ke timur, kamu pasti dapat pelajaran membacakan", "iya kang aku dapat pelajaran membaca" bejo menjawab, " lah itu artinya bacaan mu masih kurang, coba baca dan pelajari lagi, ya sudah jo aku mau kesah dulu", kang jiwo bergegas meninggalkan bejo dengan sedikit penceranhan, akhirnya bejo dapat membagi pikiran dengan baik, antara dunia dan akhirat, antara lahir dan bati, jiwa dan raga.

Sementara ini kisah yang dapat saya ceritakan, maaf kalau ada kesalahan, semoga bermanfaat.

Bersambung..............


Demikianlah Artikel Bejo Kesandung "Cinta"

Sekianlah artikel Bejo Kesandung "Cinta" kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bejo Kesandung "Cinta" dengan alamat link https://irengpote.blogspot.com/2009/09/bejo-kesandung-cinta.html

0 Response to "Bejo Kesandung "Cinta""

Post a Comment