SUKU ARYA

SUKU ARYA - Hallo sahabat Hitam Putih, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul SUKU ARYA, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel bangsa purba, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : SUKU ARYA
link : SUKU ARYA

Baca juga


SUKU ARYA


Suku Arya atau lebih dikenal dengan sebutan Bangsa Arya, dalam sejarah bangsa Arya tertulis memasuki India di abad ke 16 sebelum masehi, kemudian bangsa Arya juga tertulis dalam sejarah memasuki ke daratan Timur Tengah di sekitar abad 17 sebelum masehi, dari sumber sebuah prasasti Assyria tahun 834 sebelum masehi, lalu dari manakah bangsa Arya berasal?

Sebuah pertanyaan besar yang belum terjawab. Dalam sejarah lain di kisahkan bangsa Arya yang memasuki India di abad ke 16 sebelum masehi adalah berasal dari Asia tengah atau Timur Tengah, lebih tepatnya daerah Persia, hanya karena didasari sudah ditemukannya peradaban Arya yang lebih tua di Persia yaitu di abad ke 17 sebelum masehi, dan itu bukan merupakan bukti yang valid, sebagai contoh saya akan berikan sebuah analogi, si A di lahirkan di Aceh, karna sebuah tragedi si A kemudian dibawa orang tuanya ke Lampung, hingga si A berumur 18 tahun kemudian si A membuat prasasti tentang kehidupannya di Lampung, setelah itu si A merantau ke Jawa di umur 19 tahun, dan dia menghabiskan sisa umurnya di Jawa, setelah meninggal ada orang yang ingin tau dari mana si A berasal, di carilah bukti tentang dari mana si A berasal, karna si A pernah membuat sebuah prasasti di Lampung, dan akhirnya orang tersebut menyimpulkan si A berasal dari Lampung, dengan bukti peninggalan si A yang ada di Lampung itu, apakah vonis si A berasal dari Lampung itu benar? Tentu tidak bukan, karena si A dilahirkan dan berasal dari Aceh.

Bangsa Arya menjadi rebutan, Banyak klaim dari berbagai negara, yang mengakui sebagai asal suku Arya, bangsa eropa khususnya Jerman, Persia dan India, sedangkan bangsa kita sendiri sekarang malah tidak tau kalau sebenarnya bangsa Arya adalah Nenek Moyang bangsa Nusantara.
Untuk mempelajari sejarah bangsa Arya, bukan hanya di butuhkan bukti-bukti peninggalan, tapi harus tahu benar tetang awal mula bangsa Arya, keturunan siapa dia? Dilahirkan dimana dia? Sehingga bisa ditemukan runutan sejarahnya.

Kehidupan suku arya
Bangsa arya sendiri dikenal sebagai bangsa yang cerdas dalam bidang beternak dan bercocok tanam serta ahli dalam merancang sebuah bangunan yang indah, bangsa ini adalah ras campuran antara ras Aditya (Asura) dari keturunan Dewayani dan ras Adam dari keturunan Syits. 

Seperti yang tertulis sebelumnya bencana besar letusan ketiga gunung Toba di tahun 61.558 sebelum masehi, yang menyebabkan penduduk Nusantara mengungsi ke bagian utara bumi, sebagian menetap di lembah Indus di tahun 59.542 sebelum masehi, setelah keadaan kembali normal sebagian besar memilih kembali ke Nusantara di tahun 31.025 sebelum masehi, untuk kembali membangun tanah kelahirannya, hal yang tidak diduga terjadi, sebagian kecil yang tetap memilih tinggal di lembah Indus terserang wabah mematikan sehingga semua yang berada di kawasan itu tidak ada yang selamat, sedangkan yang memilih kembali ke tanah kelahiran terselamatkan dari wabah Indus.

Karena keadaan alam yang berubah drastis akibat bencana besar itu, butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan kembali wilayah Nusantara, setelah ribuan tahun menjelajah, akhirnya mereka yang tiba kembali ke Nusantara ditahun 4235 sebelum masehi, membangun kembali peradaban yang tersisa akibat letusan gunung Toba yang ketiga, sebagian besar bangunan terkubur, sebagian yang memilih tinggal dan tidak ikut mengungsi saat letusan gunung Toba ketiga berhasil selamat dan bertahan hidup, dan menyambut kembali keluarga mereka yang pulang kampung, bersama-sama mereka membangun kembali semua yang tersisa, diperadaban inilah ras Arya muncul dari percampuran ras Adam dan ras Asura yang mau bercampur dengan ras Adam, peradaban pun kembali berdiri megah, masyarakatnya hidup sangat sejahtera peradaban itu di kenal sebagai peradaban Lemuria, peradaban itu memiliki pusat kerajaan di daerah Jawa Tengah (sekarang) tepatnya di bagian selatan laut Jawa atau pantai utara Jawa Tengah, kenapa mereka mendirikan pusat kota diwilayah utara? Hal itu di sebakan wilayah selatan sudah dikuasai para Asura yang memilih tidak kasat mata tepatnya selatan pulau Jawa, yang tidak mau berbaur dengan ras baru Adam, sehingga para suku Arya yang tidak ingin terjadi gesekan dengan saudara tuanya para Asura membangun peradapan di sisi utara Jawa, sisa peradaban Lemuria masih bisa ditemukan saat ini berupa sebuah gunung yang bernama Muria.

Kejayaan peradaban Lemuria akhirnya harus menyerah juga, bukan karena serangan bangsa lain, tetapi akibat meletusnya gunung berapi yang ada di kutub selatan, yang menimbulkan gelombang Tsunami 20 kali lebih dasyat dari Tsunami aceh di tahun 2004, hasilnya sebagian daratan di Nusantara terendam air termasuk laut Jawa yang dulunya adalah sebuah daratan, kejadian ini terjadi di tahun 1793 sebelum masehi, lagi-lagi penduduk Nusantara purba harus mengungsi ke utara, para pengungsi yang berjalan ke terus utara sampai di Persia di abad ke 17 sebelum masehi, sedangkan pengungsi yang lain mencoba menemukan saudara mereka yang menetap di lembah Indus, tetapi di Lembah Indus mereka tidak menemukan apapun selain daerah yang tak terawat sebab waktu mereka tinggalkan lembah itu, lembah Indus terserang wabah yang menghabiskan seluruh penghuni lembah Indus, setelah tidak berhasil menemukan saudaranya di lembah Indus, akhirnya mereka meneruskan perjalanan sampai ke India di abad ke 16 sebelum masehi, mereka tiba di India lebih lama di banding yang tiba di persia, karena memang jarak menuju India yang lebih jauh dari pada ke utara (Persia) jadi mereka tiba di India setelah para pengungsi yang telah tiba lebih dulu di Persia, sebenarnya para pengungsi bukan hanya bertujuan kedua tempat tersebut saja, pengungsi yang lain menyebar hingga Eropa dan Afrika.

Di India sendiri pun sudah berpenghuni, bangsa penghuni India saat itu adalah bangsa Dravida, dikarenakan kalah dalam banyak hal akhirnya bangsa Dravida takluk pada bangsa Arya, tetapi bangsa Dravida mendapatkan banyak keuntungan dari bangsa Arya, selain bisa mempelajari ilmu-ilmu bangsa Arya yang sudah lebih maju, bangsa Dravida juga belajar tentang sastra dan filosofi.
Dari kejadian tersebut silakan anda simpulkan sendiri, dari manakah sebenarnya bangsa Arya berasal, perlu diketahui juga setelah gelombang Tsunami dasyat yang menyapu daratan Nusantara yang terjadi di tahun 1793 sebelum masehi tersebut, daratan Nusantara purba berubah menjadi berpulau-pulau karna terpisah oleh genangan air laut akibat Tsunami tersebut, ibu kota Lemuria pun  yang berada di utara gunung Muria lenyap tersapu Tsunami dan tenggelam di laut Jawa, gunung Muria sendiri pernah menjadi pulau Muria, karena terpisah dengan daratan pulau Jawa dan baru kembali menyatu dengan pulau Jawa di tahun 17 masehi.

Sebagian suku Arya kembali ke Nusantara di tahun 415 sebelum masehi, tetapi sayangnya semua peninggalan mereka terkubur akibat bencana, dan mereka harus memulai kembali peradaban baru.

Suku Arya dan nama Arya
Kata Arya sendiri dikatakan berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya mulia, kata itu tertulis dalam weda, yang kemudian di klaim itu adalah dari India, padahal weda sendiri yang membawa adalah bangsa Arya yang baru masuk ke India di abad ke 16 sebelum masehi, sedangkan kata Arya sendiri di Jawa dikenal sebagai “maskulin” kelaki-lakian, kesatria, pemberani, keras dan tangguh, di Jawa sendiri nama Arya sudah lumrah di pakai untuk memberi nama atau julukan kepada anak laki-laki, dari sekian banyak nama Arya beberpa nama yang cukup di kenal adalah Arya Penangsang, Arya Kamandanu, Arya AiraRaja, Arya Damar dll, sedang di India sendiri yang mengklaim tempat asal dari bangsa Arya, hampir tidak ada yang bernama Arya, sekali lagi ini membuktikan bahwa bangsa Arya itu ya asalnya dari Nusantara ini.
Begitu pula klaim terhadap agama Hindu yang berasal dari India, yang masuk ke Indonesia di abab ke 3 sebelum masehi, padahal ajaran weda di Bali sudah ada jauh sebelum Hindu masuk ke Indonesia, itu juga yang menjadi sebab, adanya perbedaan antara Hindu asli Bali dan Hindu versi India, Hindu yang dari India itu awalnya dari Bali, tetapi saat itu tidak di sebut Hindu karena memang dalam kitab weda tidak disebutkan kata Hindu, kitab weda di bawa keluar oleh ras Arya dari Nusantara ini karna terjadinya Tsunami besar kala itu di akhir abad ke 18 sebelum masehi, mereka mengungsi hingga sampai di daratan India di abad 16 sebelum masehi, kemudian terjadi kulturasi menjadi disebut Hindu dan di bawah pulang kembali ke Nusantara di abad ke 3 sebelum masehi.

Senjata Suku Arya
Senjata yang digunakan bangsa Arya tak jauh berbeda degan pendahulunya para Asura, mereka masih memiliki Mantra Bramastra tetapi kekuatannya tidak sehebat seperti pendahulunya ras Asura, hingga saat inipun Mantra Bramastra masih di pakai di seluruh pelosok Nusantara dan sebagian di benua Afrika, tetapi Mantra Brasmatra yang sekarang skalanya sangat kecil dan sifatnya cenderung menyerang individu, Mantra Bramastra saat ini sering di sebut dengan istilah Santet, Teluh dan Voodoo.

Mantra Bramastra terakhir diketahui yang cukup besar efeknya di keluarkan oleh Sultan Agung Raja Mataram Islam pertama, di kisahkan dalam babad Mataram dan kisah penduduk setempat, Sultan Agung setiap hari jumat selalu berjamaah di Mekkah, beliau senang kesana sebab selain merasa beliau adalah keturunan dari Arab, beliau juga dapat mengunjungi seorang Sufi dari tarekat Qodariyah yang satu pandangan dengan beliau, tetapi beliau tidak pernah menyebutkan nama sufi tersebut, sehingga masyarakat di Mataram dan sekitarnya, hanya mengenal dengan sebutan Imam Sufingi atau Syeh Sufingi, berdasarkan cerita yang di tuturkan Sultan Agung yang tidak pernah menyebut nama Sufi tersebut.

Suatu ketika di mekkah beliau mencium bau yang sangat harum, dicarilah dari mana sumber bau harum tersebut berada, ternyata bau harum tersebut berasal dari sebuah tanah yang berada tak jauh dari tempat beliau duduk, kemudian beliau menyampaikan keinginan beliau kepada seorang Sufi temannya itu, bahwa jika beliau meninggal, beliau ingin di makamkan di tanah tersebut, tetapi temannya Sufi tersebut tidak setuju, Sufi itu berkata bahwa Sultan Agung adalah Raja Jawa jadi sebaiknya dimakamkan di bumi Jawa saja, mendengar hal itu Sultan Agung tersinggung, karena beliau merasa masih punya keturunan dari Arab, beliau berhak untuk untuk di makamkan di situ, akhirnya beliau pulang.

Setelah beliau pulang, seperti filosofi bebas tentang makna blangkon yang mbendol mburi, kejadian di mekah itu menjadi beban pikiran Sultan Agung, malam hari datanglah keturunan Asura yang berada di wilayah Laut Selatan menemui beliau, dia adalah Ratu dari para Asura yang memilih pindah ke wilayah perairan, tepatnya wilayah pantai selatan.

Melihat Sultan Agung yang gelisah, keturunan Asura itu menawarkan sebuah solusi supaya kegelisahan beliau reda, Sultan yang dalam kegelisahan akhirnya menerima solusi itu, maka dibelikanlah sebuah Mantra Bramastra berupa pageblukke tanah Arab, terjadilah wabah yang mematikan di Arab sana, di tanah jawa pageblukitu dikenal dengan istilah isuk loro sore mati, awan loro bengi mati.

Sunan Kalijaga yang mendengar berita itu mendatangi Sultan Agung, beliau berkata jika ini di teruskan maka orang Arab akan habis, dengan ijin dari Sultan Agung, Sunan Kalijaga pergi ke Arab untuk menghentikan pageblukitu, di pasanglah kain yang berwarna hijau yang menjadi simbol kekuasaan pantai selatan, untuk meredakan pagebluk itu, dan konon bendera Arab yang sekarang berwarna hijau berasal dari tragedi itu, untuk menghibur hati Sultan Agung, Sunan Kalijaga mengambil segenggam tanah yang berbau harum tersebut, kemudian melemparnya ke arah Nusantara, tanah yang dilemar itu kemudian jatuh di gunung Merak daerah Girirejo Imogiri, dan tempat jatuhnya tanah itu kan menjadi makam Sultan Agung saat beliau wafat, setelah kejadian tersebut Sultan Agung beserta keturunannya tidak pernah lagi pergi ke Mekkah, hingga Sultan Hamengku Buwono ke 10 yang mendrobrak tradisi lama Mataram, beliau adalah orang pertama dari keturunan Sultan Agung yang pergi menunaikan ibadah Haji.


Demikianlah Artikel SUKU ARYA

Sekianlah artikel SUKU ARYA kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel SUKU ARYA dengan alamat link http://irengpote.blogspot.com/2017/06/suku-arya.html

2 Responses to "SUKU ARYA"

  1. Replies
    1. yang bagian apa mas agung, bagiannya banyak ada lokal ada non lokal, yang non lokal termasuk prasasti assyria, klo mau mau lihat bentuknya langsung bisa datang ke Iran

      Delete